Senin, 10 September 2012

Penampungan Tadah Hujan



Assalamu’alaikum..

Aku mau share ni pertama kali aku masuk kuliah S2. Ternyata rata-rata temenku sudah kerja semua. Cuma 2 orang yang masih fresh graduated yaitu aku dan temanku dari fisika mipa UGM. Seangkatan cuma ada 10 orang, semester awal sih mata kuliah yang diambil masih sama. Tapiii…. Kalo udah mau masuk ke peminatan, hmm,,, mungkin udah lebih sedikit kali yaaa, berhubung seangkatan aja cuma 10 orang. Tapi itu ga masalah buat aku.

Sebelum masuk kuliah, aku dapet info dari akademik MTS (Magister Teknik Sistem) UGM kalo hari senin tgl 10 September 2012 masuk kuliah memanen air hujan oleh Dr.-Ing Agus Maryono. Dari nama mata kuliahnya aja kayaknya seru, aku langsung antusias biar hari senin aku ga datang telat. Oya aku mau share ni tentang ilmu yang aku dapat selama kuliah tadi.

Perubahan pola cuaca yang terjadi belakangan ini telah mengakibatkan banyak hal. Hal itu tidak hanya mempengaruhi pertanian yang bergantung pada musim, tapi juga menimbulkan berbagai jenis penyakit. Perubahan cuaca tersebut hanya satu contoh dampak yang dilahirkan perubahan iklim global. Indonesia memiliki cuaca kemarau dan hujan tetapi dalam tiga tahun terakhir ini musim hujan dan musim kemarau tidak dapat diprediksi lagi. Setiap musim pasti memiliki dampak negatifnya seperti, pada musim hujan dapat menyebabkan banjir dimana curah hujan yang relative tinggi di Indonesia adalah 2.000-4.000 mm/tahun sedangkan musim kemarau dapat menyebabkan kekeringan.

Banjir merupakan salah satu masalah yang sering dialami oleh warga ibukota yaitu Jakarta. Banjir ini dapat berakibat pada macetnya lalu lintas, munculnya berbagai macam penyakit, turunnya kualitas air, dll. Penyebab banjir ini disebabkan oleh kurang berfungsinya sistem drainase air, kurangnya system penyerapan tanah, turunnya tinggi permukaan tanah, dan naiknya tinggi permukaan laut. Kurang berfungsinya system drainase ini disebabkan oleh tersumbatnya sampah-sampah di sungai dan kanal serta menyempitnya daerah aliran sungai (DAS) karena digunakan untuk pemukiman. Banyaknya sampah di sungai dan kanal dapat menyebabkan kadar oksigen dalam air menjadi berkurang sehingga menurunnya produktivitas ikan di sungai.

Masalah-masalah pada musim hujan dan kemarau dapat diselesaikan dengan mengkombinasikan solusi masalah yang terjadi di musim hujan dan musim kemarau yaitu dengan membuat penampungan air hujan. Penampungan air hujan ini berfungsi untuk menyimpan air hujan pada musim hujan dan dapat digunakan airnya pada musim kemarau. Penampungan air hujan ini telah diterapkan di Daerah Gunung Kidul Yogyakarta dan Aceh. Drum atau kolam pengumpul air hujan ini merupakan wadah untuk menampung air hujan yang jatuh diatas bangunan (rumah, industry, perkantoran, dll) yang disalurkan melalui talang. Umumnya penyimpanan air yang digunakan adalah bak penampung yang dibuat dari drum atau semen. Bahan ini digunakan karena : relatif murah, tahan lama, konstruksi kuat, mudah dibuat, bahan baku mudah didapat dan air yang ditampung tidak mudah tercemar. Kolam tersebut dapat diletakkan diatas permukaan tanah atau dibawah bangunan.







Kolam yang berada diatas permukaan tanah lebih mudah perawatannya dibandingkan dengan dibawah bangunan. Lebih baik kolam penampungan diletakkan di lantai rumah paling atas sehingga tidak diperlukan pompa untuk menyalurkan airnya.

Metode ini lebih menguntungkan pada musim kemarau karena keperluan lain seperti mandi, mencuci pakaian dan perabotan rumah tangga dapat ditopang dengan kolam tersebut. Selain itu, untuk daerah pedesaan yang kering di musim kemarau pada waktu hujan hanya sedikit dan persediaan air dalam tanah menurun, akan sulit sekali untuk mendapatkan air yang bersih. Pada musim kemarau sumur menjadi kering, aliran sungai besar berubah menjadi kecil dengan air yang keruh, mengakibatkan timbulnya penyakit yang menuntut banyak korban. Di samping itu pada musim kemarau banyak waktu dan tenaga terbuang untuk mengambil air bersih, karena sumber air biasanya terletak jauh dari tempat tinggal. Masalah kebutuhan air bersih dapat ditanggulangi dengan memanfaatkan sumber air dan air hujan. Menampung air hujan dari atap rumah adalah cara lain untuk memperoleh air. Dengan cara ini, rumah, industry atau perkantoran dapat mengurangi anggaran air bersih PDAM pada musim hujan dan beberapa bulan awal musim kemarau. Biasanya penampungan air hujan dilakukan dengan cara biasa yaitu menggunakan pipa untuk mengalirkan air hujan yang turun dari atap rumah kemudian terdapat sebuah tempat penyaringan debu dan daun-daunan untuk mengurangi kotoran dan juga bakteri yang terkandung di dalamnya dan baru masuk ke tangki penampungan.

Nah itu dia ilmu yang aku dapat selama kuliah tadi. Jangan malu untuk membuat atau menerapkan system penampungan air hujan. Ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi masalah di dunia akibat global warming lho. Ayo kita mulai terapkan pada diri kita untuk peduli pada lingkungan sekitar kita agar mengurangi dampak global warming. 

Semoga bermanfaat yaaa. See u again

2 komentar:

  1. kalo di kaltim banyak yang kayak gini, tapi kalo orang Jawa yang pake air hujan pasti badannya pada meriang.. trus gimana cara yg efektif supaya setiap orang bisa pake tadah hujan??

    BalasHapus
  2. Anda ingin penyimpanan air yang kuat dengan kapasitas besar
    mungkin
    Tangki panel

    adalah solusi tepat untuk anda

    BalasHapus